Wednesday, January 11, 2017

Laporan Praktikum Daun ( Morfologi & Anatomi Tumbuhan )




LAPORAN PRAKTIKUM III
MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN
DAUN (Folium)
Mangga (Mangifera laurina)
Jagunng (Zea mays L.)
Kelor (Moringa oleifera )
Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
                                                          Pepaya (Carica papaya L.)



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Gembong Tjitrosoepomo 1992)
Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun berbiji sangat bervariasi. Seperti halnya batang dan akar, daun juga tersusun atas beberapa sistem jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar yang menyusun mesofil daun, jaringan pengangkut (Savitri, 2008).
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Daun).
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini ialah agar praktikum dapat mengetahui penertian daun dan cara tumbuhan mendapatkan energy cahaya matahari melalui bagian tubuh tumbuhan yaitu daun.
Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan praktikum ini ialah agar kita tau bahwa tanaman memiliki bentuk daun yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya dan bentuk-bentuknya dan bagamana cara praktikum itu.


TINJAUAN PUSTAKA
Mangga (Mangifera laurina)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae 
Divisi               : Spermatophyta 
Sub Divisi       : Angiospermae 
Kelas               : Dicotyledonae 
Sub Kelas         : Magnoliopsida 
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiacea 
Genus              : Mangifera
Spesies            :Mangifera laurina
Morfologi
Permukaan daun bagian atas dan bawah licin (laevis), pada permukaan atas berwarna hijau muda, pada permukaan bawah berwarna hijau tua, bentuk daun jorong; tangkai daun panjang, bulat; pangkal daun tumpul (obtusus); ujung daun meruncing (acuminatus); tepi daun berombak (repandus); susunan tulang-tulang daun nervus lateralis, tulang daun menyirip (penninervis).
Ekologi
Mangga (magnifera laurina) berasal dari Malaysia manga. Dijadikan bahasa Indonesia  menjadi mangga, dan dari pihak lain, kata ini dibawa ke negara Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: (pohon) yang berbuah mangga yang berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma. Manggatelah menyebar ke Asia Tenggara kira-kira semenjak 1500 tahun yang silam.  Ciri-ciri pohon mangga yaitu: Daun berwarna hijau berselang seling, berbentuk lonjong dengan panjang 15 cm – 35 cm dan lebar 6 cm – 16 cm, ketika masih muda warnanya jambu merah jingga, kemudian merah tua dan yang terakhir hijau. Bunganya kecil berwarna putih dan berbentuk bulir dibagian ujungnya. Warna buah sebelum masak berwarna putih dan berwarna hijau jika belum masak serta setelah masak berwarna kuning dan ada yang berwarna jingga. Baunya seperti damar dan sedikit harum. Biji tunggal yang leper, bijinya berserabut atau licin
Jagung (Zea mays L.)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L.
Morfologi
Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10 - 18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3 - 4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang. (Paliwal 2000). Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1 cm - 7 cm), sedang (7,1 cm - 9 cm), lebar (9,1 cm - 11 cm), hingga sangat lebar (> 11 cm).
Jagung merupakan tanaman daerah beriklim hangat dengan kelembaban mencukupi. Daerah penyebaran di daerah tropis dan subtropis. Jagung kurang cocok ditanam pada iklim agak kering atau di ekuator. Pertumbuhan terbaik jagung yaitu tumbuh di daerah dengan suhu khusus antara 210 C - 30° C pada saat perbungaan jantan. Suhu minimum untuk perkecambahan adalah 10° C. Tanaman ini memerlukan temperatur harian rata-rata sekurang-kurangnya 20° C untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman ini pada umumnya tumbuh di daerah antara 50° LU hingga 40° LS dan pada ketinggian hingga 3000 m di daerah equator. Pada garis lintang yang lebih tinggi, diatas 58° LU. Jagung akan sangat sensitif pada tekanan kelembaban pada saat pertumbuhan bunga jantan dan penyerbukan. Pada waktu penanaman juga memerlukan kondisi kelembaban optimum. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 600 mm - 900 mm pada saat musim pertumbuhan. Jagung dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, tetapi suks pada yang memiliki drainasi baik, peredaran udara baik, di dalam tanah memiliki senyawa organik yang cukup dan aliran nutrisi yang cukup. Jagung dapat ditanam pada tanah ber pH antara 5 - 8, tapi optimal pada 5.5 - 7. Jagung termasuk ke dalam kelompok tanaman yang tidak tahan pada kadar garam.
Kelor (Moringa oleifera)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Sub Kingdom  : Tracheobionta
Divisi               : Magnoliophyta
Super Divisi    : Spermatophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Capparales
Famili              : Moringaceae 
Genus              : Moringa
Spesies            Moringa oleifera 
Morfologi
Daun kelor merupakan tanaman yang berdaun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun yang duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat beberapa tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian daun, dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya, dan dikatakan rangkap tiga tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan pada tiap tangkai ada anak daun lagi.

Ekologi
Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tumbuhan yang umumnya dapat hidup dengan baik di daerah tropis dengan kadar ph yang rendah dimana memiliki suasan asam yaitu ph kurang dari 3.
Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
Klasifikasi
Kindom           : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Sub Kelas        : Monochlamydeae/ Apetalae
Ordo                : Casuarinales/ Verticillatae
Famili              : Casuarinaceae
Genus              : Casuarina
Species            : Casuarina equisetifolia L.
Morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan, Habitus pohon cemara berupa pohon dengan tipe batangnya yaitu batang berkayu. Bentuk batangnya bulat dengan permukaan batang yang kasar. Tipe percabangannya monopodial. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan arah tumbuh cabang yang condong ke atas. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya.. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahkan selama ratusan tahun. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya berwarna kehitaman. Cabang pohon cemara tumbuh rapat dengan cabang lainnya, hingga tampak seperti lingkaran cabang yang tumbuh dari titik yang sama. Namun, sebenarnya pola cabang-cabang tersebut berbentuk spiral. Semakin ke atas, cabangnya tumbuh makin pendek. Inilah yang membuat pohon cemara tampak seperti kerucut atau piramida Cemara biasanya terdapat banyak di pantai berpasir ataupun dijadikan tanaman hias.


Ekologi
Pohon cemara yang selama ini dikenal sebagai pohon yang identik dengan hari natal memiliki tampilan fisik yang cukup unik. Pohon ini biasanya akan dihiasi dengan sejumlah dekorasi menarik untuk merayakan hari natal oleh umat Kristiani. Cemara sendiri merupakan tumbuhan hijau abadi yang sepintas lalu dapat disangka sebagai tusam karena rantingnya yang beruas pada dahan besar kelihatan seperti jarum, dan buahnya mirip runjung kecil. Namun kenyataannya pepohonan ini bukan termasuk (Gymnospermae), sehingga mempunyai bunga, baik jantan maupun betina. Bunga betinanya nampak seperti berkas rambut, kecil dan kemerah-merahan
Pepaya (Carica papaya L.)
Kasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Violales
Famili              : Caricaceae
Genus              : Carica
Species            Carica papaya L.
Morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan, pepaya merupakan habitus perdu. Pepaya memiliki sifat batang yang basah (herbaceus) yaitu batangnya lunak dan berair. Bentuk batangnya bulat (teres) dengan arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), permukaan batang pohon pepaya memperlihatkan bekas daun dan percabangan batangnya monopodial semu karena duduk daun langsung duduk pada batangnya. Pada kulit batang pepaya terlihat bekas cabang, dan jika cabang digoresakan mengeluarkan getah berwarna putih.
Ekologi
Pepaya (Cacarica papaya L.) atau betik (bahasa Melayu) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam diseluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja".
Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "kates" dan dalam bahasa Sunda "gedang". Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik didaerah tropis maupun sub tropis. Didaerah - daerah basah dan kering atau didaerah - daerah dataran dan pegunungan.
Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan 3 kelamin : tumbuhan jantan, betina dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang - kadang dapat menghasilkan buah pula secara "parthenogenesis.

  

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum Morfologi dan Anatomi Tumbuhan Daun (Folium) ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 18 Oktober 2016 pada pukul 15.30 WITA sampai selesai dan bertepatan di Laboratorium Tanah dan Konservasi Lingkungan 
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini ialah buku gambar, pensil, pensil warna. penghapus. penggaris dan baju laboratorium. Sedangkan bahan yang digunakan ialah daun Mangga (Mangifera laurina), daun Jagung (Zea mays L,), daun Kelor (Moringa oleifera), daun Cemara (Casuarina equisetifolia L.) dan daun Pepaya (Carica papaya L.).
Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum.
2.      Mengamati bentuk-bentuk batang dari setiap jenis batang yang dibawa, kemudian gambar bentuk-bentuk batang tersebut pada kolom-kolom yang sudah dibuat di buku gambar.
3.      Memberi keterangan pada gambar berupa klasifikasi tanaman dan bagian-bagiannya.



HASIL DAN PEMBHASAN
Hasil
Gambar Jenis Daun (Folium)
Keterangan
Daun Mangga (Mangifera laurina)
1.   Tulang daun
2.   Ruas-ruas daun
3.   Pelapa daun
4.   Daun
Daun Jagung (Zea mays L.)
1.  Ujung Daun
2.  Tulang Daun
3.  Pelapa Daun
4.  Daun
Daun Kelor (Moringa oleifera)
1.  Tulang daun
2.  Ruas-ruas daun
3.  Pelapa daun
4.  Daun

Daun Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
1.   Pucuk
2.   Daun
3.   Buku-buku daun
4.   Pelapa daun
5.   Tulang daun
Daun Pepaya (Carica papaya L.)
1.  Tulang daun
2.  Buku-buku daun
3.  Pelpa daun
4.  Daun

Pebahasan
Daun Mangga (Mangifera laurina)
Mangga merupakan tanaman berdaun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25 cm - 12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2 cm - 10 cm × 8 cm - 40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12 - 30 tulang daun sekunder. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan, yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.
Daun Jagung (Zea mays L.)
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Daun Kelor (Moringa oleifera)
Daun kelor merupakan tanaman yang berdaun majemuk menyirip rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun yang duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat beberapa tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian daun, dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya, dan dikatakan rangkap tiga tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan pada tiap tangkai ada anak daun lagi.
Daun Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
Daunnya berwarna hijau termasuk daun majemuk mempunyai tangkai daun Ibu tangkai daun terdapat anak daun memiliki tangkai anak daun permukaan daun kasar. Adapun bagian daun cemara ialah:
1.      Tangkai daun, merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun dan bertugas untuk menempatkan helaian daun di tempat yang sedemikian rupa untuk memper oleh cahaya matahari.
2.       Pelepah daun, merupakan  bagian daun yang melekat atau memeluk batang
3.      Helaian daun, merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian
Daun papaya (Carica papaya L.)
Pepaya (Carica papaya L.) bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman pepaya diduga berasal dari Amerika tengah yang beriklim tropis. Tanaman ini oleh para pedagang spanyol disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia. Di indonesia sendiri tanaman pepaya (Carica papaya L.) baru dikenal secara umum sekitar tahun 1930-an khususnya dikawasan pulau jawa. Tanaman ini sangat mudah dijumpai karena mudah tumbuh pada segala musim (Haryoto, 1998).
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,tumbuh hingga setinggi 5 m - 10 m dengan daun - daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Pepaya adalah monodioecious: (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin yaitu, tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermaforidit)
 
PENUTUP
Kesimpulan
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melaksanakan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Saran
Sebaiknya sebelum dan sesudah praktikum diadakan doa bersama. Waktu praktikum sebaiknya lebih diatur dan  menaati tata tertib agar peserta melaksanakan praktikum secara serempak, selain itu diharapkan sebelum praktikum peserta di beri arahan terlebih dahulu mengenai tata cara praktikum.

No comments:

Post a Comment