LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pupuk adalah suatu
bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan
tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah
oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O
(ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar
dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam
tanaman < 100 ppm).
Pupuk diberikan agar
tanaman (tumbuhan yang diusahakan manusia) dapat tumbuh, berkembang dan
menghasilkan sesuai yang diharapkan. Manusia selalu menuntut lebih terhadap
kemampuan tanaman. Rekayasa genetik dan lingkungan di lakukan agar tanaman
memberikan kinerja yang lebih baik. Dengan bantuan hasil tanaman
tersebut, unsur yang semula berada dalam tanah masuk ke dalam tubuh manusia.
Tumbuhan tidak
memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu mengambil unsur hara yang tersedia di
lingkungan hidupnya. Pada lahan yang tidak terusik manusia, kesuburan tanah
selalu meningkat, karena terjadi pelonggokan materi dan energi di tempat
tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih dalam diangkut ke daun dan digugurkan
ke permukaan tanah. Gas-gas di udara terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai
penyusun tubuh tumbuhan. Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut
(mikrobia). Serasah tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut
tersebut untuk terus bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan.
Interaksi mineral dan bahan organik yang terus menerus itu, akan diikuti
ketersedian hara dan lengas yang makin besar, sehingga memberikan
lingkungan yang terbaik bagi tumbuhan.
Semakin berkurang
usikan manusia terhadap suatu lahan, maka lahan tersebut akan bertambah subur.
Sebaliknya, semakin banyak usikan semakin banyak pula masukan yang harus diberikan
agar lahan tetap subur. Semakin intensif lahan dikelola, semakin banyak pula
pupuk yang diperlukan.
Bahan pupuk selain
mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain, yaitu:
- Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).
- Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA (zwavelzuure amoniak) sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.
- Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.
- Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
Dalam praktek perlu
diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam pupuk antara lain
ialah:
- Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.
- Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.
- Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.
Di dalam
mempertahankan kesuburan tanah pada tingkat memuaskan dan pada waktu yang sama
juga menghasilkan tanaman yang mengguntungkan merupakan masalah yang tidak
mudah. Ia berhubungan dan bergantung dari berbagai factor yang berubah-ubah dan
bukan sifat kesuburan. Faktor ini secara nyata menentukan tingkat dari berbagai
masalah kesuburan dan sebaiknya dipengaruhi cara kita mempertahankan kesuburan.
Kesuburan tanah sebenarnya mempunyai dua pergertian yaitu kesuburan tanah dan
produktifitas tanah , kesuburan tanah merupakan daya kesanggupan tanah secara
alami untuk memberikan hasil atau untuk meyediakan hara dalam jumlah cukup dan
seimbang. Produktifitas tanah adalah daya kesanggupan tanah untuk memberikan
hasil maksimum dengan menggunakan teknik pengelolaan atau memanajemen tanah
sebaik-baiknya. Kesuburan tanah selanjutnya ditentukan oleh keadaan fisika,
kimia dan biologi tanah, keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif
tanah yaitu dalamnya lapisan tanah dimana perakaran tanaman dapat berkembang
secara bebas, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara. Keadaan kimia tanah
antara lain reaksi tanah, banyaknya unsure hara dan cadangan unsure hara bagi
pertumbuhan tanaman dan PH tanah. Keadaan biologi tanah yaitu bahan organik,
humifiksasi, mineralisasi dan peningkatan nitrogen udara. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai kedalaman efektif
yang cukup dalam (lebih dari 150), berekstur lempung, remah, PH tanah6,5,
mempunyai kegiatan jasad renik atau jasad hidup tanah yang tinggi, kandungan
unsur4 haranya cukup bagi pertumbuhan tiap jenis tanaman. Dalam pertanian dan
perternakan penggunaan sisa tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan dan super
fosfst merupakan gabungan sederhana yang dapat dipakai penyusun berbagai faktor
kesuburan. Usaha penanaman jagung biasanya dilakukan secara insentif dan
menggunakan pupuk buatan. Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk
hidup atau yang bersifat alami, kesuburan tanah juga dapat ditingkatkan dengan
penambahan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang banyak dibutuhkan oleh tanah
dalam pertumbuhan tanaman antara lain adalah urea. Pupuk ini disebut juga
sebagai pupuk N, karena mengandung lebih banyak nitrogen. Urea ini berfungsi
dalam perkembangan vegetatif dari tanaman. Selain itu, kelebihan pupuk ini juga
dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang memiliki daun yang agak
peka. Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S, dan Ca dapat mengakibatkan pengaruh
buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi karena hara-hara
tersebut diperlukan dalam tanaman untuk menghasilkan nutrisi untuk
pertumbuhannya. Hal ini dapat terlihat seperti tanaman menjadi kerdil,
menguning, layu, dan paling parah menyebabkan kematian tanaman. Kesuburan tanah
adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan,
pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman berupa: buah, biji,
daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan,
penampilan dsb.Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah
faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk,
Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam
pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator
utama mutu kesuburan tanah.
Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaannya :
1. Mengetahui
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max) yang diberi perlakuan
pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang.
2. Membandingkan
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang diberi perlakuan pemupukan dengan
yang tidak diberi pupuk (kontrol).
3. Memenuhi
syarat 1 SKS praktikum mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Macam-Macam Pupuk
Dalam praktek sehari-hari, pupuk
biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk
fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
1. Pupuk
berdasarkan sumber bahan.
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat
dua kelompok besar pupuk:
1) Pupuk organik
atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure)
2) Pupuk kimia
atau pupuk buatan (Ing. fertilizer)
Pupuk organik mencakup semua pupuk
yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan
pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan
mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik,
dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan
isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki
kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
2. Pupuk
berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk
dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam
bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan
dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke
tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh
tanaman.
3. Pupuk
berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk
berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung
dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro,
karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk
modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk
meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
1) Pupuk Tunggal
a. Pupuk N
Pupuk N adalah pupuk yang mengandung
unsur hara nitrogen (N). Pupuk buatan yang mengandung N ini antara lain adalah
pupuk ZA (amonium sulfat), urea, dan ASN (amonium sulfat nitrat). Manfaat dari
pupuk N ini adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki
pertumbuhan vegetatif tanaman
b. Sebagai
penyusun zat hijau daun (klorofil).
c. Meningkatkan
kadar protein hasil panen.
b. Pupuk P
Pupuk P adalah pupuk yang mengandung
unsur hara fosfor (P). Pupuk buatan yang mengandung unsur P ini antara lain
adalah DSP (double superphosphate), SP-36 (triple superphosphate), SP-36, FMP
(fused magnesium phosphate), agrophos, dan lain-lain. Manfaat dari pupuk P ini
adalah sebagai berikut :
a.
Untuk pembelahan sel dan pembentukan
albumin.
b. Pembentukan
bunga, buah, dan biji.
c. Mempercepat
pematangan
d. Memperkuat
batang agar tidak mudah roboh dan perkembangan akar
e.
Memeperbaiki kualitas tanaman
terutama sayur-mayur dan makanan ternak
c. Pupuk K
Pupuk K adalah pupuk yang mengandung
unsur hara kalium (K). Pupuk buatan yang mengandung unsur K ini antara lain adalah
ZK (kalium sulfat), KCl (kalium chlorida), dan kalium magnesium sulfat. Manfaat
dari pupuk K ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk pembentukan pati.
b.
Mengaktifkan enzim
c.
Pembukaan stomata (mengatur
pernafasan dan penguapan)
d.
Mengatur proses fisiologis dan
metabolik dalam sel tanaman
e.
Mempengaruhi penyerapan unsur-unsur
lain
f.
Perkembangan akar
g. Mempertinggi
daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit
d. Pupuk
Kandang
Pupuk
kandang adalah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam
pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat
dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme
yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan
yang membantu jaring makanan tanah.
Dalam
pengelolaan tanah, pupuk kandang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni
pupuk hewan, kompos, dan pupuk hijau. Secara
umum dapat disebutkan bahwa setiap ton pupk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg
P2O5, dan 5 kg K¬2O serta usur-unsur hara esensial lain dalam jumlah yang
relatif kecil (Knuti, Korpi dan Hide, 1970).
Sifat-sifat
pupuk kandang tiap jenis hewan yang dipelihara menghasilkan pupuk kandang
dengan sifat yang berbeda-beda :
a.
Kotoran ayam mengandung N tiga kali
lebih besar daripada pupuk kandang yang lain
b.
Kotoran kambing mengandung N dan K
masing-masing dua kali lebih besar daripada kotoran sapi
c.
Kotoran babi mengandung P dua kali
lebih banyak daripada kotoran sapi
d.
Pupuk kandang dari kuda atau kambing
mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi
dan babi. Karena itu petani biasanya menyebut pupuk kandang sapi dan babi
sebagai pupuk dingin (cold manures)
e.
Dalam semua pupuk kandang P selalu
terdapat dalam kotoran padat, sedang sebagian besar K dan N terdapat dalam
kotoran cair (urine).
f.
Kandungan K dalam urine adalah lima
kali lebih banyak daripada dalam kotoran padat, sedang kandungan N adalah dua
sampai tiga kali lebih banyak
g.
Kandungan unsur hara dalam kotoran
ayam adalah yang paling tinggi, karena bagian cair (urine) tercampur dengan
bagian padat
h.
Kandungan unsur hara dalam pupuk
kandang ditentukan pula oleh jenis makanan yang diberikan.
e.
Gandasil D
Pupuk Gandasil D merupakan Pupuk NPK majemuk dan sebagai pupuk daun foliar berbentuk kristal
yang mampu mendorong pertumbuhan tanaman sehingga dapat tumbuh lebih cepat,
juga mampu menginduksi fase pertumbuhan vegetatif pada tanaman yakni pada
pertumbuhan pada daun. Hal ini terlihat dari kandungan Nitrogen (N) yang lebih
dominan dibandingkan unsur dan senyawa lainnya.
Komposisi Pupuk Gandasil D :
a.
Nitrogen (N) Sebanyak 20 %,
c. kalium (K2O)
Sebanyak 15 %,
d. Magnesium
(Mg SO4) Sebanyak 1 %
f. Pengapuran
Pengapuran adalah upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan pH tanah dengan menambahkan kapur kedalam
tanah. Tujuan utama dari pengapuran ini ialah untuk meningkatkan pH dari pH
masam menjadi pH netral. Pada pH tanah yang masam, banyak unsur hara (misalnya:
N, P, K, Ca, Mg) yang tidak tersedia bagi tanaman karena pada pH rendah unsur
tersebut rusak. Hanya unsur Fe dan Al (unsur mikro) yang tersedia pada tanah
masam. Maka diharapkan, dengan pengapuran akan meningkatkan pH menjadi netral,
dimana pada pH netral banyak unsur hara yang dapat tersedia bagi tanaman.
Cara Pengaplikasian Pupuk
1.
Cara Pengaplikasian Pupuk Kimia
a) Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10
cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini
dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan,
larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali
jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di
atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah.
Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena
menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua
harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya
cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan
cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b) Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran
pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk
organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga
perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea
karena sangat mudah menguap.
c) Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih
atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar
tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36,
pupuk organik, atau pupuk slow release.
d) Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam
10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk
dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara
ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau
sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah
pupuk slow release dan pupuk tablet.
e) Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air
irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya
menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan
tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang
bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar
dapat lebih tinggi.
2. Cara Pengaplikasian Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah
sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk
organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah
diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan
tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia
menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali
menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik
yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih
kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang
Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut :
a. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah
seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai
lapisan tanah yang lebih dalam
b. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik
dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus
c. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk
organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit
ditanam
d. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah
yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang
ideal adalah 1:3
e. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna
(rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik
dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk organik berlangsung.
Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Kimia dan
Pupuk Organik
1. Pupuk Kimia
a) Kelebihan
a. Respon cepat
terlihat pada tanaman (unsur yang terkandung cepat terurai sehingga
lebih cepat terserap oleh tumbuhan)
b. Kadar unsur
hara tinggi
c. Kandungan
hara jelas, pemakaian bisa tepat
b) Kekurangan
a. Karena
bentuk unsur yang anorganik menyebabkan mikroba tanah sulit mengurai, sehingga
akan menumpuk menjadi residu yang dapat menyebabkan mikroba penting yang
berfungsi untuk menghasilkan bahan organik di dalam tanah mati dan akan
mengurangi kesuburan tanah.
b. Penggunaan
pupuk anorganikyang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi padat/mengeras
(porositas tanah menurun) dan tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik,
sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap
tidak optimal. juga akan mengakibatkan, sehingga ketersediaan oksigen bagi
tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang.
c. Mengerasnya
tanah pertanian juga berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu terbatasnya
penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi
akar tidak optimal, yang pada ahirnya menurunkan produktivitas tanaman
d. Residu zat
kimia yang tertinggal dalam hasil produksi yang terkonsumsi oleh manusia akan
menumpuk di dalam tubuh dan mengganggu kesehatan manusia
e. Dapat
menurunkan pH tanah
f. Bersifat
higroskopis (kemampuan menyerap air diudara, sehingga pupuk dapat mencair)
2. Pupuk Organik
a) Kelebihan
a. Pupuk
organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur
hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk anorganik
b. Pupuk
organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic,
hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk anorganik yang sangat berguna
baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme
c. Pupuk
organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang
sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis
tanah
d. Memperbaiki
dan menjaga struktur tanah
e. Menjadi
penyangga pH tanah
f. Membantu
menjaga kelembaban tanah
g. Aman dipakai
dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
h. Tidak
merusak lingkungan
b) Kekurangan
a. Kandungan
unsur hara relatif lebih kecil
b. Dalam
jangka pendek, reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk
organik tidak secepat pemberian pupuk anorganik
Kebutuhan Pupuk Pada Kedelai
Adapun
dosis pupuk yang umumnya dibutuhkan oleh tanaman kedelai yaitu, Urea 50 kg/ha, SP-18 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha. Pupuk
diberikan 2 kali dalam satu musim.
Pemupukan I (pertama) :Pupuk diberikan sebelum tanam dengan cara
menaburkan pupuk pada garis tanam kemudian pupuk dicampur dengan tanah secara
merata, dosis pupuk I (pertama) yang diberikan 2/3 dari dosis Urea dan KCl
(Urea:33 Kg/Ha ; KCl: 33 Kg/Ha), sedangkan Pupuk SP-18 diberikan seluruhnya pada
pemupukan dasar.
Pemupukan II (Kedua) : Pupuk diberikan pada saat tanaman berumur
20– 30 HST,menjelang tanaman kedele berbunga dengan cara ditabur mengelilingi
tanaman dengan jarak ± 10 cm dari batang. Dosis pupuk yang diberikan 1/3 dari
dosis Urea dan KCl (Urea: 17 Kg/Ha ; KCl: 17 Kg/Ha).
METODE PRAKTIKUM
Tempat
dan Waktu
Praktikum Kesuburan Tanah dan
Pemupukan ini di laksanakan di Rumah
Kaca (green house) Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia Makassar
pada hari Selasa mulai tanggal
25 Oktober sampai tanggal 13 Desember 2016 pada pukul 15.30 WITA.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang di gunakan dalam praktikum
ini yaitu, pulpen, penggaris,
buku dan pot bunga. Bahan yang di gunakan adalah kedelai, tanah dan pupuk kandang.
Metode
Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan satu kali dalam satu
minggu, yaitu hari selasa, pada hari senin tgl 29 November dilakukkan pengukuran tanaman kedelai dan dua minggu kemudian dilakukan pemupukan
dan penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari. Adapun cara
perhitungan pupuk yang dipakai pada pot yang berisi 5 kg tanah :
1 Ha = 100 m x 100 m = 10.000 m2 = 100.000.000 cm2
Volume tanah 20 cm = 100.000.000
cm2 x 20 cm
=
2.000.000.000 g
=2.000.000
Kg


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Pengamatan rata-rata tinggi tanaman kedelai
No
|
Pengamatan ke-
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Rata-Rata (cm)
|
|||||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
||||||
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
|||
1
|
I
|
5
|
4,3
|
4
|
4
|
6
|
5,2
|
4,75
|
2
|
II
|
9
|
8,7
|
8
|
8,2
|
8
|
8,4
|
8,38
|
3
|
III
|
12,2
|
11
|
10,5
|
9,8
|
10,2
|
10
|
10,61
|
4
|
IV
|
14,7
|
13
|
12
|
12,5
|
12,2
|
13,4
|
12.96
|
5
|
V
|
15,4
|
14,8
|
13,2
|
13,4
|
14,1
|
14
|
14,15
|
Sumber: Data
primer diolah 2016
Grafik 1. Pengamatan rata-rata tinggi tanaman kedelai

Tabel 2. Pengamatan rata-rata jumlah daun pada tanaman kedelai
No
|
Pengamatan ke-
|
Jumlah Daun (Helai)
|
Rata-Rata (Helai)
|
|||||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
||||||
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
|||
1
|
I
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
II
|
2
|
3
|
2
|
3
|
3
|
2
|
2
|
3
|
III
|
4
|
5
|
5
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
IV
|
5
|
6
|
6
|
5
|
4
|
5
|
5
|
5
|
V
|
6
|
6
|
7
|
6
|
6
|
6
|
6
|
Sumber: Data
primer diolah 2016
Grafik 2. Pengamatan rata-rata jumlah daun kedelai
Tabel 3.
Pengamatan rata-rata lebar daun pada tanaman kedelai
No
|
Pengamatan ke-
|
Lebar Daun (Cm)
|
Rata-Rata (Cm)
|
|||||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
||||||
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
P.1
|
P.2
|
|||
1
|
I
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
II
|
1,6
|
1,4
|
1,5
|
1,8
|
1,2
|
1,3
|
1,4
|
3
|
III
|
2,3
|
2,5
|
2
|
2,1
|
2
|
2,4
|
2.2
|
4
|
IV
|
4,3
|
3,8
|
3,2
|
3
|
3,2
|
3,7
|
3.5
|
5
|
V
|
5
|
4,2
|
4,5
|
4,3
|
4,2
|
4,1
|
4,3
|
Sumber: Data
primer diolah 2016
Grafik 3.
Pengamatan rata-rata lebar
daun kedelai
Pembahasan
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan, dilaksanakan di Rumah Kaca
(gren house), Universitas Muslim Indonesia. awal penanaman benih dilaksanakan
pada tanggal 1 November 2016, dengan menanam benih kedelai (Glycine max) dengan menanam masing-masing yang berjumlah 6 Pot, perorang dengan perlakuan tanah yang di ayak kemudian di campurkan pupuk kandang,
sementara pada proses perkecambahan dapat mempengaruhi daya kecambah, selama
praktikum berlangsung antara lain
seperti kelembaban media dalam polybag, besar
kecilnya benih/ baik tidaknya benih. Media
yang terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga mempengaruhi
perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses imbibisi
sehingga menghambat perkecambahan di dalam benih Setiap pertumbuhan pada
tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah salinitas pada suatu tempat. Salinitas merupakan
kandungan garam yang tedapat di dalam tanah. Garam dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman akan memberikan manfaat untuk pertumbuhan tanaman, karena
garam-garam yang terlarut di dalam tanah merupakan faktor esensial bagi tanaman
selain kandungan zat-zat hara. Kadar garam yang tinggi akan berdampak
terjadinya keracunan pada tanaman.
Kandungan garam yang
terlalu banyak akan
menghambat perkecambahan benih, kualitas hasil produksi, dan merusak jaringan
tanaman. Namun
agar tanah atau media tetap lembab, perlu dilakukan penyiraman setiap hari pada waktu pagi dan sore hari, setelah benih di tanam beberapa
hari, akan mengalami perkecambahan dan dapat melakukan pengukuran seminggu
sekali pada hari selasa pada
waktu sore hari, dan penyiraman tetap dilaksanakan pada pagi dan sore hari demi
melembabkan media, sehingga pengukuran awal dilaksanakan pada hari selasa bertepatan tanggal 29 november 2016 pada pukul 15:30. Dalam beberapa hari
setelah melakukan pengukuran dan penanaman, tanaman kedelai terserang oleh hama
tikus, sehingga dengan adanya hama tersebut yang susah di kendalikan dikarenakan
rumah kaca yang mempunyai banyak lubang terpaksa kami memindahkan tanaman ke
rumah agar mudah di kontrol dari hama tersebut.
Dengan adanya kejadian ini maka pengendalian
hama tikus dapat kami hentikan dan memudahkan kami melakukan setiap kali penyiraman
dan pengamatan. Namun
agar tanaman lebih sehat dan perakarannya kuat dilakukanlah pemupukan dua
minggu sekali. Selanjutnya setiap Pot
diberi label kertas agar dapat membedakan tanaman yang satu dan yang lain, atau
dapat membedakan tanaman sendiri dengan teman kelompok, pengukuran dilaksanakan
setiap minggu sekali, dan hasil-hasil pengukuran dari minggu pertama sampai
pengukuran enam selalu mengalami peningkatan baik dari segi tinggi tanaman,
dan jumlah daun pula. Sehingga dari
hasil pengamatan-pengamatan tersebut dapat dibuat tabel.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa Tanaman kedelai
diperbanyak secara generative dengan biji (benih). Benih kedelai yang baik dan
bermutu yang berasal dari varietas
unggul seperti tampilan biji bernas (tidak keriput) dan tidak berlubang karena
gigitan hama, daya cambahnya tinggi diatas 90% dan tidak mengandung wabah
infeksi hama dan penyakit. Biji kedelai yang telah matang pada pengukuran 100 g
mengandung 10 g air, 22 g protein, 1,4 g lemak, 51 g karbohidrat, 3,7 g
vitamin, 3,7 g karbon, 104 mg kalsium dan nutrisi lainnya.
Saran
Kedisiplinan, kerampilan dan ketabahan yang
harus dimiliki oleh setiap orang yang melakukan prakrikum, demi kelancaran dan kesuksesan dalam mencapai hasil yang
diinginkan. Dibutuhkan kritik serta saran yang bermanfaat
demi kesempurnaan laporan ini. Agar bermanfaat bagi kita semua dimasa sekarang
dan akan datang. Amin..
Untuk file lengkapnya silahkan download di sini | |
No comments:
Post a Comment