TEORI AT. MOSHER DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningkatkan
produksi pertanian suatu negara adalah suatu tugas yang kompleks, kerena
banyaknya kondisi yang berbeda yang harus dibina atau diubah oleh orang ataupun
kelompok yang berbeda pula. Seperti halnya permasalahan pertumbuhan penduduk
yang tinggi yang mengimbangi permintaan atas kebutuhan pangan meningkat pesat,
namun hal tersebut tidak diimbangi dengan produksi hasil pertanian yang mampu
untuk memenuhi permintaan kebutuhan akan bahan pangan.
Namun hal itu juga mendorong para petani untuk mencoba menanam jenis-jenis
tanman baru, dan dengan bantuan para insinyur dan para peniliti untuk
mengembangkan varietas tanaman tersebut dengan menemukan teknik penggunaan
pupuk, mengatur kelembapan tanah yang lebih maju serta meggunakan teknologi
pertanian yang lebih maju untuk mengembangkan pembangunan pertanian ke arah
yang lebih baik sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dari jumlah
masyrakat yang terus meningkat.
Pada dasarnya pembangunan pertanian di Indonesia sudah berjalan sejak masyarakat Indonesia mengenal cara bercocok tanam, namun perkembangan tersebut berjalan secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat primitif dengan cara kerja yang lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan pertanian berkembang menjadi lebih modern untuk mempermudah para petani mengolah hasil pertanian dan mendapatkan hasil terbaik dan banyak.
Dengan demikian pembangunan pertanian mulai berkembang dari masa ke masa. Dalam proses pembangunan pertanian tersebut, bantuan para ahli di bidang pertanian dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memberi fasilitas maupun pegetahuan kepada para petani untuk memberi metode baru kepada para petani dan mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kompleks sehingga mampu untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negri ini.
Pada dasarnya pembangunan pertanian di Indonesia sudah berjalan sejak masyarakat Indonesia mengenal cara bercocok tanam, namun perkembangan tersebut berjalan secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat primitif dengan cara kerja yang lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan pertanian berkembang menjadi lebih modern untuk mempermudah para petani mengolah hasil pertanian dan mendapatkan hasil terbaik dan banyak.
Dengan demikian pembangunan pertanian mulai berkembang dari masa ke masa. Dalam proses pembangunan pertanian tersebut, bantuan para ahli di bidang pertanian dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memberi fasilitas maupun pegetahuan kepada para petani untuk memberi metode baru kepada para petani dan mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kompleks sehingga mampu untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negri ini.
1.2. Tujuan Praktek Lapang
Adapun tujuan praktek lapang
ini yaitu :
1.
Untuk memberikan pengalaman lapangan bagi mahasiswa khususnya untuk
melatih menerapkan model pembangunan pertanian A.T. Mosher dalam perencanaan
pembangunan pertanian di Desa Banato Rejo.
2.
Untuk menelaah hubungan antara kesesuaian potensi desa tempat praktek
dengan teori A.T.Mosher dalam perencanaan pembangunan pertanian di Desa Banato
Rejo.
1.3. Kegunaan Praktek Lapang
Kegunaan praktek lapang ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan dalam meningkatkan upaya pembangunan pertanian di desa tempat
kegiatan praktek lapang dalam menciptakan dan merealisasikan unsur-unsur
pertanian, syarat-syarat pokok dan faktor pelancar pembangunan pertanian sesuai
A.T. Mosher.
BAB II. TEORI A.T. MOSHER
Menurut A.T Mosher (1968;19), pertanian adalah
sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman
dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu
bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan
pabrik pertanian yang primer, mengambil gas karbondioksida dari udara melalui
daunnya dan diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya.
Dari bahan-bahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah,
serat dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia.
Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung
di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai
bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap
adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban
yang tersedia serta sifat tanah.
Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat
tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di
suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut,
karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat di daerah
tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah
kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia.
Syarat-syarat Mutlak dan Pelancar
Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Apabila salah satu syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Apabila salah satu syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam
pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77) adalah :
a. Adanya pasar untuk produk atau
hasil-hasil pertanian.
Petani produsen sangatlah senang apabila ia
mendapatkan harga yang tinggi pada saat ia menjual produksinya. Pembangunan
pertanian dapat meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu
perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali
biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu
memproduksikannya. Mennurut A.T Mosher, 1965;78, diperlukan tiga hal dalam
pasaran untuk hasil usaha tani, yaitu :
a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada
permintaan (demand) terhadap hasil usaha tani ini.
b) Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani,
sistem tataniaga.
c) Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu. Kebanyakan
petani harus menjual hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat.
dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan
mesin
b. Teknologi yang senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan atau
kesempatan ataupun permasalahan yang dihadapi.
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun
tidak dapat dilepaskan -mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T
Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu
sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan
dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti
kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena
kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang
pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia
produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih
produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau
dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada
menanamnya tidak teratur.
Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam
pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun
dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi
(inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan teknik jelas
menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam
distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan
peningkatan produktivitas. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya
selalu bersifat baru.
c. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
Apabila pada suatu daerah petani telah
diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas
penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan
penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan
itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani
dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan
produksi pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi
khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan
obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu
tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup
banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya
dalam usaha taninya.
d. Adanya perangsang (insentif) berproduksi bagi petani atau pelaku usaha
tani.
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik,
pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi
kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang
produksi bagi petani.
Pemerintah menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian.
Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk,
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan
dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. kebijaksanaan
harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian
merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja
lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif
mendorong petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat ekonomis
(A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
a) Perbandingan harga yang menguntungkan.
b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli
oleh petani untuk keluarganya.
e. Tersedianya transportasi yang menunjang.
Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi
pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang
menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan
membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota
kecil.Perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T.
Mosher, 1965;138) antara lain :
a)
Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu
b)
Jarak pengangkutan barang-barang itu
c)
Banyaknya barang yang diangkut
d)
Jenis alat perangkutan
Adapun faktor-faktor pelancar pembangunan pertanian, yaitu:
1)
Pendidikan pembangunan
2)
Kredit produksi
3)
Group action (kerja berkelompok)
4)
Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5)
Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Strategi dan konsep pembangunan
pertanian berkelanjutan. Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR, 1988),
“pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam”.
Adapun ciri-ciri pertanian berkelanjutan:
• Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumberdaya alam
dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan – dari manusia,
tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan
terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat
dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumberdaya lokal
digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.
• Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat
penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya
yang dikeluarkan, dan dapat melestarikan sumberdaya alam dan meminimalisasikan
risiko.
• Adil, yang berarti sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan
sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat
terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang
memadai, dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk
berperanserta dalam pengambilan keputusan, di lapangan dan di masyarakat.
• Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup
(manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang
mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan
termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual masyarakat.
• Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan
diri dengan ubahan kondisi usahatni yang berlangsung terus, misalnya, populasi
yang bertambah, kebijakan, permintaan pasar, dll.
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat
dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam
hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan,
partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang.
· Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Akan tetapi, pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Akan tetapi, pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.
Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak
secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah
hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin
melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika
lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek
generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi
masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan
generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
·Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan
bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan
masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan
ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang
merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai
masyarakat dapat lebih dimengerti.
· Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia
dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau
merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan
antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka
pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan
pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam
kelembagaan.
· Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi
pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini.
Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda
dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah
perspektif pembangunan yang berkelanjutan.
BAB III. ANALISIS
3.1. Potensi Desa Banato Rejo
1. Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya
alam di Desa Banato Rejo meliputi Sumberdaya alam non hayati yaitu : air, lahan
dan udara, sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu perkebunan, flora dan fauna. Khususnya tata guna dan intesifikasi lahan yang ada di
Desa Banato Rejo sbb :
1)
Permukiman seluas : + 70 Ha
2)
Perkebunan seluas : + 85 Ha
3)
Persawahan seluas : + 60 Ha
4)
Perkantoran/Fasilitas Umum : + 5 Ha
5)
Sumber Galian : + 20 Ha
6)
Perpipaan : + 6 Km
7)
Mata Air : + 2 Buah
Sumberdaya air di Desa Banato Rejo terdiri dari air tanah
(akifer) termasuk mata air dan air permukaan. Berdasarkan
atas besaran curah hujan pertahun, hujan lebih dan evapotranspirasi tahunan
yang akan berpengaruh terhadap air meteorologis sesuai dengan gradasi sebaran
curah hujan.
2.
Sumber Daya
Manusia
Desa Banato Rejo terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun I Wonorejo, Dusun II
Binarejo, Dusun III Banato. Adapun kondisi sumber daya manusia secara umum
menurut latar belakang pendidikan masih sangat rendah sesuai dengan pendataan
tahun 2010. Bahwa angka buta aksara dari usia sekolah sampai usia 50 tahun
keatas tercatat 625 Jiwa yang tidak mampu membaca dan menulis dan kondisi
tersebut rata-rata disemua dusun yang ada di Desa Banato Rejo untuk lebih
akuratnya kondisi potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Desa
Banato Rejo adalah sebagai berikut :
1.
Jumlah
Penduduk : 1.800 Jiwa
·
Laki-laki : 1.020
Jiwa
·
Perempuan : 780 Jiwa
2.
Penduduk
menurut strata pendidikan :
·
Sarjana
(S1,S2,S3) : 10 Orang
·
Diploma (D1,D2,D3) : 23 Orang
·
SLTA /
Sederajat : 100 Orang
·
SMP /
Sederajat : 150 Orang
·
SD / Sederajat : 345 Orang
·
Buta Aksara : -
·
Menurut Usia :
-
Usia 7-15 Thn : 235 Orang
-
Usia 15-45 Thn : 1323 Orang
-
Usia 45 Thn ke
atas : 242 Orang
3.
Sarana dan
Prasarana
a.
Prasarana Pendidikan
1. Gedung TK : 1 Unit
2. Pus PAUD : 1 Unit
3. Gedung SD : 1 Unit
4. Gedung Madrasah : - Unit
5. Gedung SMP : 1 Unit
6. Gedung SMA/SMK : 1 Unit
7. Gedung Perguruan Tinggi : - Unit
8. Gedusng POSKESDES : 1 Unit
b.
Prasarana
Transportasi
1. Jalan Kecamatan : Rabat Beton 50%)
2. Jalan Desa : Rabat Beton 10%)
3. Jalan Dusun : Pengerasan
4. Jalan Usaha Tani : Pengerasan &
c. Sarana
Ibadah :
1. Masjid : 5 Unit
2. Mushollah : 2 Unit
3. Gereja : 1 Unit
3.2. Kesesuaian Potensi Desa dan Teori A.T. Mosher
Kesesuaian potensi desa dengan teori masih ada yang
belum terpenuhi seperti adanya pasar produk untuk hasil-hasil pertanian untuk
di desa Banato Rejo belum ada. Adapun yang ada di sana iyalah pasar yang
jaraknya sangan jauh dari desa sehingga parah petani yang ingin menjual hasil
pertanian harus menempu jarak yang lumayan jauh. Adanya penyalur pun sangat
bermanfaat untuk daerah tersebut karna ada beberapa pedagang pengumpul yang
dating langsung ke petani untuk membeli langsung hasil pertanian di desa tersebut.
Teknologi di daerah ini sudah cukup memadai di
karenakan sudah banyak pabrik besar yang beroprasi. Akan tetapi para masyarakat
masih tetap harus mendapatkan pengetahuan tambahan untuk teknologi-teknologi
baru demi untuk menaikkan produktifitas pertanian daerah tersebut. Pengembangan
inovasi-inovasi baru akan sangat membantu dalam peningkatan hasil pertanian
tersebut.
Persediahan bahan baku pertanian di desa ini masih
sangat susah di karenakan semua bahan baku masih di minta di daerah kota yang
jaraknya sangat jauh dari desa. Untuk mendapat bahan baku tersebut seperti
bibit unggul, saprodi, dan lain-lain membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi
sehingga menghambat peningkatan produksi pertanian. Untuk harga produksi di
desa ini masih belum teratur penyebabnya antara lain adalah jarak pasar yang
jauh.
3.3.Perencanaan Pembangunan Pertanian Desa Banato Rejo
Adapun
perencanaan pembangunan pertanian di Desa Banato Rejo yaitu :
1) Pengembangan kelembagaan kelompok tani
Di Desa Banato Rejo ini kelembagaan kelompok taninya
masih kurang berinteraksi akibatnya informasih dan pembelajaran lainnya kurang
diketahui oleh petani yang lainnya. Dengan pengembangan ini diharapkan semua
petani cepat menerima informasih dan pembelajaran tanpa kesusahan lagi dan para
petani bias cepat dalam hal-hal inovasi baru.
2) Membangun pola kemitraan usaha
Kerja sama yang baik dalam setiap hal dapat
berdampak luas bagi desa, di Desa Banato Rejo kerja sama dalam hal mitra usaha
masih sangat kurang dikerenakan kebanyakan pada aerah tersebut parah pengusaha
dan kelompok lainnya hanya bekerja sendiri-sendiri tanpa mau membantu satusama
lain. Kurangnya bantuan dari pemerintah dalam hal pertanian sangat menghalangi
pengembangan pertanian di Desa Banato Rejo. Untuk menjalin
kemitraan, petani dari Desa Banato
Rejo perlu disiapkan dalam arti ditingkatkan kemampuannya
baik dari aspek keorganisasian, manajemen, dan permodalannya supaya bisa
bermitra dengan yang lebih kuat. Suatu usaha dapat berkembang dengan baik bila
dapat diidentifikasi dengan baik berbagai faktor yang mempengaruhinya baik
faktor internal (pendorong dan penghambat) dan eksternal (peluang dan
tantangan).
3)
Mengembangkan
agribisnis Konsolidatif
Desa yang mengolah hasil produksinya sendiri
dapat di bilang desa yang sangat maju, itulah yang ingin di capai oleh Desa
Banato Rejo saat ini. Ada dua komoditi andalan di Desa Banato Rejo yaitu padi
dan kakao, dari komoditi tersebut terdapat banyak produk yang di ciptakan jika
dapat mengolahnya sendiri. Dengan mengelolah hasil produksinya peningkatan
pendapatan para petani akan ikut meningkat dan mensejahterakan masyarakat yang
lain. Dengan konsolidasi ini kegiatan pertanian “usaha
tani” menjadi satu kesatuan dengan industri “pengolahan hasil”. Dengan
konsolidatif ini, friksi antar segmen kegiatan agribisnis tersebut dapat
ditekan sekecil mungkin. Gejala umum yang tidak sehat, seperti harga bahan baku
(hasil usaha tani petani) ditekan oleh pengusaha pengolah hasil pertanian,
tidak dijumpai lagi.
4)
Perbaikan
sarana dan prasarana
Perbaikan sarana dan prasarana yang dimaksud
adalah sarana yang dibutuhkan dalam peninglatan pertanian seperti drainase
persawahan, jalan tani dan yang lainnya. Di Desa Banato Rejo sarana dan
prasarana tersebut sudah ada akan tetapi tidak dijagah dengan baik akibatnya
banyak drainase yang runtuh dan jalan tani yang rusak. Untuk
membangun ekonomi pedesaan melalui usaha-usaha pengembangan kelembagaan petani,
pembangunan pola kemitraan dikaitkan dengan pengembangan agribisnis
konsolidatif perlu didukung oleh pembangunan sarana/prasarana (infrastruktur)
ekonomi pedesaan, pengembangan sistem inovasi pertanian, optimasi pemanfaatan
sumber daya berkelanjutan, pemacuan investasi dan kebijaksanaan insentif
sehingga dapat memacu pembangunan sosial ekonomi wilayah pedesaan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan petani. Penambahan sarana pun dapat meningkatkan
peningkatan kesejahteraan desa bukan hanya masyarakatnya saja.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Kelembagaan
kelompok/organisasi petani yang perlu dikembangkan meliputi: (a) organisasi
untuk mengatur sumber daya milik bersama seperti organisasi petani pemakai air,
pemanfaatan hutan lahan adat, (b) organisasi bisnis kooperatif yang dapat
berupa kegiatan produktif kolektif (pelaksanaan/pengaturan kegiatan usaha tani,
pembelian sarana produksi, pengadaan modal/kredit pemasaran hasil dan koperasi,
dan (c) organisasi lobi politik ekonomi dengan membentuk asosiasi petani.
Pola kemitraan
usaha yang harus dikembangkan adalah kemitraan usaha agribisnis konsolidatif
yang diarahkan untuk menggantikan pola kemitraan yang berciri patronase. Dengan
pola ini tidak dikenal lagi eksploitasi antar pelaku agribisnis dalam satu
jaringan kegiatan agribisnis (berdasarkan output akhir), baik secara
terselubung, legal dan terbuka. Pola kemitraan usaha yang terbangun diharapkan
dapat saling membutuhkan, memperkuat dan saling menguntungkan.
4.2.
Saran
Kondisi pertanian Indonesia akan tetap
didominasi oleh pertanian rakyat. Untuk dapat berdampingan dengan perusahaan
besar petani perlu dibina terutama dalam penguasaan teknologi, akses terhadap
sumber permodalan, sehingga dapat hidup berdampingan melalui pemilikan saham
secara bersama. Dalam kondisi demikian kecemburuan dan kesenjangan sosial dapat
diperkecil. Ini berarti masing-masing subsistem agribisnis dapat berkembang
saling menguntungkan dan saling membutuhkan secara adil, jauh dari eksploitasi
yang kuat terhadap yang lemah. Pembangunan pertanian haruslah dapat
mengembangkan keseluruhan subsistem dalam sistem agribisnis ini secara simultan
dan harmonis, dengan tetap memperhatikan keunikan masing-masing subsistem yang
terlibat dalam proses modernisasi pertanian ini. Dalam proses ini keberadaan
lembaga pelayanan dan pembinaan seperti lembaga konsultasi, lembaga keuangan
pedesaan, koperasi yang merupakan hasil penggabungan kelompok tani adalah
sangat penting.
Izin copy nah kak
ReplyDeleteSaya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
ReplyDelete